Belum terlambat untuk mengisi gelas kopi… malam masih terlalu panjang untuk diakhiri dengan menyerah pada lampu, berkhayal dengan lagu-lagu rindu lalu mengadu pada bantal dan guling yang bisu. Ahh aku tak pernah mau serupa kamu !
Tak ada yang kukeluhkan sekarang, meski lidahku kebas oleh panas dan pahitnya kopi buatanmu, bahkan aku tak terganggu dengan dering telpon dari kekasih-kekasih masa lalu mu, karena percakapan kita kali ini hanya rasa asing yang terpaksa ku pinang setelah kutemukan hatimu sekarat oleh pisaumu sendiri.
Sepertinya malam memang selalu lapang untuk luka, untuk kesepian , untuk rindu dan kenangan yang menikam barangkali hanya itulah kesempatan baginya untuk membagi cerita atau sekedar bersuara, agar kita sadar ia ada..
wajah bulan tersesat dalam labirin awan-awan, dan malam menjadi semakin kosong karena sebelumnya bintang-bintang telah memilih pergi, sebagian sembunyi dan mungkin sisanya memang sudah waktunya redup .. seperti kamu dan rinduku yang basi oleh waktu.. lalu
mati
kapan pian bulik sampit
BalasHapusaku sandy
BalasHapus