MARI KITA SHALAT

Sabtu, 12 Maret 2011

~

hanya ada satu yang masih terang
bukan lilin itu,
tapi cahaya matamu
Ibu

*pada suatu masa ketika PLN mematikan listrik dikotaku saat makan malam

Bookmark and Share


Kamis, 10 Maret 2011

Setiai Senja

ingin rasanya menahan senja lebih lama,ada senyummu yang melengkung sempurna disana, ahh andai saja bisa :)

Mungkin kau tak pernah tahu kalau aku seringkali melalui senja dengan cara yang aneh,duduk diatas atap rumah tetangga sambil menghabiskan secangkir kopi dan beberapa batang rokok yang selalu kujodohkan hampir  disetiap senja dan malam, kulakukan sembari melihat kearah matahari menunduk, menikmati sentuhan angin yang sejuknya pantas untuk dirasakan dan dirindukan kemudian, menunggu kumandang adzan mahgrib dari mesjid terdekat yang bisa kudengar lalu turun untuk menjawab panggilan. Allah Maha Indah ya! Bisa kita lihat dari segala ciptaan-Nya yang menakjubkan bukan?

Oh..ada awan yang melengkung manis disana,sepertinya ia sedang melempar senyum padaku,ahh itu mirip sekali dengan senyummu sayang,atau itu benar senyummu yang mungkin  sengaja dikirimkan langit sore untukku sebagai hadiah karena kesetiaanku pada senja,dan padamu juga J

Kringgg….

“Halo sayang? lagi apa? Maaf  aku baru pulang"
" sedang menikmati sisa senja"

"oh jangan lupa sholat ya"
"iya..tentu saja "

Bookmark and Share

Selasa, 08 Maret 2011

Marah lah..!!

pic from google
ketus suaramu menampar gendang telingaku
aku takut mendengar

runcing emosimu menikam dalam dadaku
aku kenyang rasa memar

hujan kata-katamu tempias di pelipis mataku
aku bosan tenggelam

Diam!
 Aku benci bertengkar
Kau benci diam
    Jadi mari kita teruskan bertengkar




Bookmark and Share

Muak.! (sebuah emosi..sebuah puisi)

 untuk Wifainda

Wahai penguasa
Mendengarkah kau !
Dinegeri yang ngakunya tetangga
Satu lagi TKI disiksa
Dadanya  disetrika
Punggungnya penuh luka
mungkin melawan ketika  diperkosa

Wahai penguasa
Mengertikah kau !
Ia wanita Indonesia,
Pahlawan devisa
Pejuang keluarga
perlu berapa lagi sebelum para tentaramu kau kirim kesana

Bookmark and Share

Senin, 07 Maret 2011

suatu hari tanpa kopi



pic from google
“Minum seduhan ini saja,
   mendengar suara batukmu membuatku ikut menderita
   aku tak mau tenggorokanmu semakin terluka”


       akhirnya gelas kopiku  bicara.
   Dan Wedang jahe yang mengisi tubuhmu itu kuhabiskan juga



Bookmark and Share

Jumat, 04 Maret 2011

jalang

Kulihat hatimu
Pintunya  tak pernah tertutup
Tak ada anjing penjaga yang membuat penjahat takut
Tak ada security yang menyita benda tajam menusuk
Siapapun kau biarkan masuk

Kulihat hatimu
Makin banyak makhluk  mengantri  masuk
wajahmu  gembira melihat mereka berebut
dan semakin puas saat mereka mulai saling sikut

Kulihat hatimu
masih terbuka
meski penuh oleh luka

Bookmark and Share

bintang untuk si bayi (sebuah analogi)

untuk bayi-bayi terbuang hidup atau mati

Seorang bayi masih terjaga diluar kamarnya,beralas tanah,berselimut udara,menatap langit malam dari alam terbuka,mengamati serakan bintang yang tak terhingga jumlahnya.seperti mencari satu,lalu ingin menyimpannya.entah untuk siapa?

mungkin untuk orang tuanya
untuk ayahnya yang bersemangat dan penuh nafsu  ketika meniduri wanita yang rahimnya telah  menjadi tempat tinggalnya sementara,
atau untuk ibunya yang susah payah menyembunyikannya dari dunia, bertarung nyawa untuk melahirkannya,lantas bermurah hati mengembalikannya ketempat asalnya. 
Tanah

mungkin untuk orang-orang yang menemukannya nanti
entah melaporkannya ke polisi,
merawatnya sendiri 
atau menyerahkannya ke panti

mungkin  untuk Tuhannya,
Tuhan yang memberinya hidup untuk melakoni peran istimewa, 
memberi pelajaran kepada manusia-manusia dewasa agar tak berbuat hal serupa

atau untuk dirinya sendiri,
menemaninya sementara menunggu di susui,
             di bumi atau di langit nanti!


Bookmark and Share

Tanda

Ketika manusia lebih beriman kepada dirinya daripada kepada Tuhannya, sikap dan pola pikirnya  akan cenderung menyakiti dan melukai sesamanya

Barangkali hanya  kesalahpahaman,karena kita punya pasang mata yang berbeda,yang sudah tentu bisa membuat kita melihat segalanya dengan cara dan bentuk yang juga berbeda,itu biasa,yang sulit diterima hanya jika kita  menganalisa sesuatu hanya dengan sepasang mata saja,lantas menentukan “ini benar dan itu salah”

Barangkali itu persoalan kebebasan,kata orang-orang yang bahagia menjadi aktivis hak asasi,setiap orang bebas memahami,bebas berpendapat,bebas meyakini,bebas memilih.dan bla..bla..bla . Pertanyaannya bagaimana jika itu menyakiti,melukai?lalu apa istimewanya kebebasan jika selalu ada yang dikorbankan?

Barangkali itu masalah keimanan,karena manusia bukan makhluk statis seperti  malaikat atau setan,yang selamanya baik  atau selamanya buruk,manusia tidak pernah benar-benar  menjadi putih atau hitam,manusia punya warna sendiri,mungkin abu-abu,yang bisa menggelap mendekati hitam,atau menerang mendekati putih.sekali lagi tergantung keimanan.
Bookmark and Share