MARI KITA SHALAT

Kamis, 01 Juli 2010

Dialektika kepergianmu

Untuk kesekian kalinya keyboard ini mengambil peran pena yang mungkin saja letih menemani perjalananku menelusuri waktu dan isi pikiranku..Kehidupan memang tak bisa dipercepat tapi sebentuk memori masih bisa dinikmati malam ini,adapun masa lalu meski basi oleh waktu,toh rasanya masih saja sama seperti saat pertama kita menyimpannya.

Disini,aku masih duduk diam dibayangi wajahmu yang sebening embun tadi pagi, sedang rindu ini masih seperti rambu yang berkilauan,menyilaukan bahkan menyesakkan untukku,dan karenanya aku hanya mampu berbicara pelan atau bahkan  hanya ingin serupa tulisan yang bisa kamu baca kapan saja.

Ada yang agak rumit kali ini,ternyata dari semua yang pernah aku bayangkan sebelumnya,aku masih saja bergerak  diantara superego terhadap apa yang kurasakan sendiri entah itu bahagia, kecewa, sedih bahkan marah.Ya kesimpulan-kesimpulan yang kau katakan seringkali membuatku kurang mengerti, selalu saja aku begitu tolol menafsirkan semuanya dan aku slalu merasa itu akan baik-baik saja meskipun akhirnya kamu menjadi terluka karenanya,sementara jika aku keluar dari lingkaran superegoku aku menjadi tak bisa bergerak dan memahami suasana sepenuhnya..ah itu rumit bukan?

Akhirnya kusadari,aku terlalu memaksakan diri mengawali cerita ini dengan mencoba menempatkanmu sama diposisiku, sederet “inginku” kupaksakan menjadi tujuan kita ,dimana  tidak akan pernah ada beda antara apa yang kupikirkan dengan apa yang terpaksa kamu lakukan dan akhirnya sakitmu melekat erat bersama pergimu saat itu

Ironis bagiku: ketika suatu saat aku meyakini keterbatasanku dan ketika aku mulai bisa memahami rasa itu  kaupun memilih membatu lalu kemudian membenci peranmu sendiri hingga tiba-tiba kita menjadi begitu asing dan semakin menjauh.

Sayangku,aku bahkan tak tau apa lagi yang harus kutulis disini hanya saja aku merasa mash harus menyampaikan maafku atas luka yang seringkali mengoyak jiwamu dan membuat tangismu pecah.
maaf...





Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar