MARI KITA SHALAT

Kamis, 01 Juli 2010

serpihanku dan batas-batas tentangmu

Malam ini tak ada yang bersembunyi
Kulihat bulan diujung ranting yang kering
Menari bersama jutaan bintang
Bersama melumuri langit
Melukiskan wajahmu yang manis

Surat ini sengaja kutulis untukmu,tak ada yang penting memang,  hanya sekedar mengekspresikan apapun yang ingin kusampaikan padamu,tentunya dengan sederhana dan terus terang..

Mungkin sudah saatnya kita harus mempercayai bahwa segala sesuatu yang ada dimanapun cenderung mencari kesempurnaan, meski kita tahu kesempurnaan itu adalah hal  abstrak yang tak akan pernah bisa ditemukan standar ukurannya..selalu relatif dan mungkin tak bisa disebut oleh sepasang mata kita yang telanjang.

Seperti apa yang terjadi disini, aku tak pernah bosan mencintaimu dalam diam,memikirkan segala tentangmu yang slalu saja jadi hal kecil yang mungkin menyenangkan (aku tak perlu minta izin untuk itu bukan?) Dan malam ini pun keheningan pikiranku berjalan lurus  kearahmu, mengisi setiap rongga dengan pikiran dan batas-batas tentangmu.

Mungkin ada banyak orang sepertiku, yang tak pernah punya alasan yang cukup untuk membuang kenangan yang menumpuk, termasuk mencari alasan logis kita mencintai seseorang. meskipun setiap orang bisa dengan mudah menceritakan cintanya..,menjelaskan apa yang ia peroleh dari setiap episode perjalanan cintanya, entah bahagia,luka, ataupun keterasingan semua dengan mudah keluar dari dadanya, padahal setiap orang dihadapkan pada kenyataan yang cukup rumit untuk diuraikan,seperti saat kita mencintai seseorang yang tak pernah mencintai kita, mungkin kita akan berusaha melupakannya dengan berbagai macam cara,karena meneruskannya sama saja dengan mengamini kekalahan diri yang pasti berbuah rasa sakit.
Lantas bagaimana kita belajar mencerna huruf-huruf kehidupan jika kesedihan  menjadi horror yang paling menakutkan?.

Sepertinya  kita mesti  belajar pada hujan diatas batu yang tawakal berikhtiar 
Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar