Ketika manusia lebih beriman kepada dirinya daripada kepada Tuhannya, sikap dan pola pikirnya akan cenderung menyakiti dan melukai sesamanya
Barangkali hanya kesalahpahaman,karena kita punya pasang mata yang berbeda,yang sudah tentu bisa membuat kita melihat segalanya dengan cara dan bentuk yang juga berbeda,itu biasa,yang sulit diterima hanya jika kita menganalisa sesuatu hanya dengan sepasang mata saja,lantas menentukan “ini benar dan itu salah”
Barangkali itu persoalan kebebasan,kata orang-orang yang bahagia menjadi aktivis hak asasi,setiap orang bebas memahami,bebas berpendapat,bebas meyakini,bebas memilih.dan bla..bla..bla . Pertanyaannya bagaimana jika itu menyakiti,melukai?lalu apa istimewanya kebebasan jika selalu ada yang dikorbankan?
Barangkali itu masalah keimanan,karena manusia bukan makhluk statis seperti malaikat atau setan,yang selamanya baik atau selamanya buruk,manusia tidak pernah benar-benar menjadi putih atau hitam,manusia punya warna sendiri,mungkin abu-abu,yang bisa menggelap mendekati hitam,atau menerang mendekati putih.sekali lagi tergantung keimanan.
0 komentar:
Posting Komentar