ah..cuma sebuah surat

“jika cinta adalah lampu yang menerangi jalan seseorang, ia akan menunjukkan apa arti keadilan rasa, kemuliaan kata, dan kemurahan hati” (Jalaluddin Rumi)

Apa kabar…

Terus terang aku tak pernah mengerti mengapa setiap ingatan tentangmu selalu berharga untuk diungkapkan kembali,bahkan untuk dipertahankan menjadi kenangan yang harus tetap utuh meski dalam rupa yang tak pernah bisa dijelaskan dengan sempurna..Seperti setiap bait puisi yang pernah kuberikan padamu, atau catatan kecil dan surat-surat yang tertulis saat kerinduanku memuncak, atau lewat pikiran sederhana tentangmu yang tak pernah bisa realistis..

Mungkin aku memang harus lebih jernih menyikapi segala sesuatu yang terjadi karenamu, seengganya sekedar menghimpun apa yang bisa kuraih dari keberadaanmu, seperti beberapa tahun yang sempat membuatku hanyut setelah aku mengenalmu, atau serupa keindahan senyummu yang menyekapku dalam ruang rindu yang tak pernah bisa kulihat batasnya..akupun merasa harus belajar mempercayai nurani bahwa pada gilirannya hati juga yang bisa mengerti warna dan mekanisme cinta itu sendiri.

Aku memang terbilang baru mengenalmu, bahkan ketika cinta itu datang aku tak pernah punya waktu yang cukup untuk membicarakannya ataupun sekedar membuatnya menjadi huruf-huruf yang bisa kau baca,,tapi sungguh aku telah cukup lama manafsir hadirmu ditepi mimpi, pikiran dan do’a, sekalipun hanya dalam bahasa hening yang sulit diterima..dan selalu ada perasaan campur aduk yang hadir setelahnya, mengalir dan bermuara dalam hati hingga aku bisa mencintaimu dengan segenap diriku.

Mungkin ada saatnya aku harus bisa bicara langsung kepadamu, disela rasa malu,kikuk dan rasa percaya diriku yang entah tertinggal dimana?, ada banyak hal yang ingin kuceritakan tentang apa yang kupelajari dan kudapat dari dan karenamu ketika aku melangkah. Atau sekedar untuk berterima kasih dan melihat kembali senyummu yang manis

Salam terindah dariku.