MARI KITA SHALAT

Kamis, 02 Desember 2010

Hadiah senja dari Kirana...


Sudah hampir satu minggu Aji memilih diam dikamarnya, diam tanpa merasa perlu siapapun, mengurung dirinya tanpa peduli apapun,ia hanya sesekali keluar kamar sekedar untuk mengisi botol minumnya yang kosong,kadang ia sempatkan pula membawa makanan meski tak pernah sekalipun ia habiskan, puluhan telfon tak ada yang pernah ia angkat,entah dari siapa ia tak mau ambil peduli,bahkan ia tak peduli lagi berapa lama waktunya terbuang, baginya sekarang jarum jam sama saja seperti belati tajam yang semakin dipikirkan semakin menyakitkan, hidupnya dibiarkan tanpa harapan serupa labirin yang tak punya jalan keluar.. berharap hanya membuatnya ketakutan semenjak Rena,wanita yang hampir sepuluh tahun dicintainya itu memilih berpisah dan menikah dengan laki-laki lain,bahkan seorang laki-laki  yang dianggapnya buruk karena kepopulerannya sebagai pengusaha muda menjadikannya bisa berbuat semaunya.., kelebihan materi membuat laki-laki itu merasa berhak membeli segalanya termasuk Rena..  

Sebenarnya Keluarga Rena terbilang cukup kaya untuk kategori masa kini..ia bahkan mampu menyelesaikan kuliahnya disalah satu universitas elit diibukota yang jika angka pendapatan keluargamu kurang dari 8 digit membuatmu didrop out karena biaya kuliah yang menunggak, Tapi begitulah pilihan Rena,dan Aji menganggapnya sebagai pengkhianat karena kemewahan dan kepopuleran membuatnya rela menukar hidupnya dan memilih menghapus cita-cita yang pernah dirajutnya bersama Aji sejak SMA.Menikah,punya anak,dan hidup bahagia bersama sampai ajal memisahkan mereka..



  “Bullshitttttt!!!!”..
entah sudah kali berapa kata itu ia teriakan begitu keras,ia seolah tak peduli lagi berapa tetangga yang mendengar,berapa banyak perabot yang ia tendang,banting dan hancurkan.. rasa peduli hanya membuatnya semakin sakit hati, kadang sesekali timbul penyesalan dihatinya..kenapa fakultas seni bukan ekonomi,hukum atau apalah yang lebih bernilai materi,lebih menjanjikan..dan lebih disukai Rena… dan Aku juga bukan laki-laki bodoh, ayah ibuku juga orang mampu.. “kenapa.. kenapa?”Tidak!! Rena yang menyuruhku mendalami Seni,Rena yang menganggap aku punya bakat luar biasa,dan Rena yang memastikan ia tak terlalu butuh materi,ia hanya ingin hidup sederhana denganku dan mencintaiku sampai mati… arggghhh Bullshittt!!!” Vas bunga yang sudah jatuh disampingnya pun mendapat giliran lagi untuk dilemparkan..Brakkkkkk! vas itu pecah berantakan,kepingannya yang berhamburan cukup mewakili perasaan Aji yang kehilangan harapan, Kehilangan Rena,Kehilangan segalanya..dan bulir air mata pun mulai jatuh terlepas kemudian mengalir deras dipipinya..

“Ting tong..Ting tong”..seketika suara bell merusak heningnya ruang kamar Aji yang lelah setelah berhari- hari menjadi tempat pelampiasan kecewa dan amarahnya,namun seperti biasa Aji masih memilih diam,membiarkan bell itu sepuasnya berbunyi,namun kali ini diamnya Aji tak juga membuat suara itu berhenti..malah terdengar semakin keras seperti sengaja hendak memecahkan gendang telingnya…Aji mulai kesal,ia putuskan beranjak dari lantai disalah satu sudut kamarnya dimana ia seringkali bersandar,ia bangun sambil membawa botol minumnya yang sejak tadi setia dalam genggamannya,ia merasa suara itu harus dihentikan,bell itu harus dibuatnya remuk,bahkan orang yang berani membunyikannya  ia rasa pantas diremukan tangannya....Aji pun berjalan lunglai mendekati pintu,membukanya..lalu..
“hai..”
tampak gadis  putih dengan kaos berlapis kemeja dan jeans biru yang agak kotor,bahkan sepasang lututnya dapat dilihat jelas karena dua lobang yang nampak kompak enggan menutupi bagian lututnya itu, rambutnya panjang sebahu dipotong tak rapi namun tak membuat cantiknya tertutupi, kucel dan dekil penampilannya malah membuatnya semakin menarik,entah mengapa Aji seketika menjadi lemah, dan perlahan botol minum yang  menjadi senjata utamanya itu terlepas jatuh dari tangannya,pecah.. namun entah mengapa suaranya justru membuat suasana itu seketika  kembali menjadi hening..
       “Aji..Apa kabar? “ sapa gadis itu dengan  senyum sambil mengulurkan tangannya..
       ”yaa..”sahut Aji bingung dan sedikit terpaksa menyambut ulurannya “siapa kamuu?”lanjutnya..
       “Kira..masa kamu lupa,teman SD mu dulu yang...”
       “Kirana anak Pa Khairul itu?potong Aji
       “Iyalah..masa anak bapak kamu”..ucapnya sambil tertawa..

Pikiran Aji pun kembali melayang menuju belasan tahun lalu dimana ia pernah mengenal Kira anak penjaga sekolah yang sering ia buat menangis, Kira  yang sering ia ejek tukang kue karena selalu membawa kue buatan ibunya kesekolah untuk dititipkan dikantin sekolah setiap pagi, Kira yang dijauhi teman-temannya karena baju yang dipakainya adalah baju-baju bekas pemberian guru-guru yang bersimpati karena ia gadis yang cerdas, Kira  yang duduk sendirian dipojok paling belakang namun dalam prestasi selalu didepan, Kira yang tak mau dilihatnya lagi dan tak pernah diingatnya lagi dan Kira kini berdiri didepannya dengan penuh senyum dan tawa seperti sahabat dekat yang tak pernah merasa disakiti sedikitpun.
       “boleh masuk ga nih?”Tanya Kira memutus lamunan Aji yang semakin bingung karena  kedatangan Kira masih dianggapnya tak masuk akal,aneh.. bahkan seperti mimpi..
       “oh..masuk aja”..jawab Aji lirih sambil berbalik memberi jalan untuk tamu anehnya itu…
Aji benar-benar bingung, ketidaksiapan akan kedatangan Kira  seperti membuatnya lupa segalanya..lupa Rena.. ia hanya mampu berdiri dan  terus menatap Kira tanpa mampu membuka suara..
       “Disini habis gempa ya Ji?…Kira mencoba mencairkan suasana sambil menyusun kembali  benda-benda yang didapatinya berserakan dilantai ruangan itu..Sebenarnya Kira menyadari temannya itu sedang dilanda masalah serius, entah apa?ia belum tahu pasti,namun penampilan Aji yang tak karuan bentuknya dan tak banyak menjawab obrolannya itu cukup memberinya alasan untuk memutuskan bahwa teman masa kecilnya itu sedang terpuruk dalam..terluka dan mungkin hampir mati.namun ia tetap mencoba bersikap seolah semuanya baik-baik saja,dan Kira masih saja tersenyum sambil merapikan setiap sisi ruangan itu..
       “kamu mau ngapain Kira? Tahu darimana aku tinggal disini? Akhirnya Aji memberanikan bertanya, mencoba mencari jawaban atas rasa bingung yang sedari tadi campur aduk mengisi kepalanya
       “ga boleh ya? Kira balik bertanya…
       “bukan..hanya saja aku merasa agak canggung setelah belasan tahun berlalu tiba-tiba kamu berdiri disini”..jawab Aji  tanpa berhenti  menatap teman SD nya itu.
       “hahaha..lebih aneh kamu malah.. dulu wangi sekarang jadi bau amis kaya ikan gini..mandi dulu sana sebelum kamu tambah bingung melihatku pingsan nanti..”celetuk Kira..
       “Oh..atau  aku pulang aja dulu..nanti malam kujemput sekalian temenin aku muter-muter ,sudah lama tak tinggal disini, kangen juga rasanya,sekali lagi senyumnya menghiasi setiap kata-kata yang ia ucapkan..
       “baiklah….hanya itu yang mampu dikatakan Aji sembari mengantar Kira kedepan pintu…
      “sampai nanti ya...mandi loh kamunya..bau!”..ejek Kira sambil tertawa…

Kira pun berlalu menjauhi pintu sedangkan Aji masih terpaku sambil memikirkan apa yang baru terjadi, rencana apa lagi ini ?batin Aji ..tiba..tiba

“Ji,,!..Hidup terlalu berharga untuk disia-sakan, seekor cacingpun diciptakan untuk menyuburkan tanah…Hidupmu selalu bisa dibuat indah koq,semangat ya!” teriak Kira sambil melambaikan tangannya..

Hampir 2 jam Aji berdiri didepan cermin kamar mandinya yang akhirnya dipakai setelah lama ia kucilkan begitu saja …nampak begitu jelas dilihatnya seorang yang kusut dibalik cermin itu,seorang yang tak ia kenali lagi ,seorang yang sama sekali tak pantas mewakili dirinya, ia selami dan renungkan dalam-dalam apa yang diteriakan Kira diseberang jalan sore tadi dan perlahan kemudian air matanya mengalir  pelan, namun kali ini air mata yang berbeda dari biasanya,rasanya lain, jatuhnya seperti membawa beban yang dipikulnya,melepaskan rasa sakit yang dideritanya,alirannya seolah membasuh luka yang  diterimanya dari Rena..,
  ******


Bookmark and Share



8 komentar:

  1. Terharu Biru...

    mirip nama teman saya.. ;)

    BalasHapus
  2. cerita nyata kah ini ??

    BalasHapus
  3. @De@iel:smg cerita tmnmu lebih bahagia :)
    @siapa disana ? : semoga saja tidak :)

    BalasHapus
  4. radi : cerita yang sangat menggugah jadi teringat kata pepatah " uang bukan segalanya tapi segalanya membutuhkan uang " dan habis gelap terbitlah terang buka mata buka hati buka telinga
    <<<<<<<<<<<<<<< MANTAP :D

    BalasHapus
  5. menyimak n berpikir... keren :)

    BalasHapus
  6. apakah akan bersambung cerita selanjutnya?

    BalasHapus
  7. kurang panjang Fiiiizzz.. lanjutin ceritanyaa

    BalasHapus