MARI KITA SHALAT

Minggu, 28 November 2010

Accasciò… (sebuah kado anomali darimu..)


Luka yang kau lukis bertahun lalu itu masih rapi tersimpan.. warnanya belum jua pudar meski suara tangisnya mulai terdengar lemah seperti sisa-sisa hujan, namun dinginnya masih saja kurasakan seperti menempel ditiap sisi tulang, menusuk dalam tanpa mampu kuhindari sedetikpun.. perihnya tak kenal ampun.. pedihnya tak terbendung. Kadang luka memang tak mengenal jeda.. sakitnya menggerogotimu seperti virus ganas yang semakin lama semakin banyak karena jika kau bunuh satu lahir menjadi seribu satu, jika kau diamkan semakin ia tak terhitung. sepertinya luka lebih rumit dari buah simalakama karena tak ada pilihan tersedia selain menerimanya.. 


Bookmark and Share


1 komentar: